sejarah,

DNA Tambah Bab Baru dalam Lapisan Sejarah Manusia Indonesia

Dewek Dewek Ikuti 23 Jan 2025 · Waktu baca 2 menit
DNA Tambah Bab Baru dalam Lapisan Sejarah Manusia Indonesia
Bagikan

Sebuah studi baru dari University of Adelaide dan The Australian National University (ANU) telah menguraikan bukti genomik pertama dari migrasi awal dari Nugini ke Wallacea, sebuah kepulauan yang juga meliputi Timor-Leste dan ratusan pulau berpenghuni di Indonesia bagian timur.

Studi yang dipublikasikan di PNAS (Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America) ini membahas kesenjangan besar dalam sejarah genetik manusia di Kepulauan Wallacea dan wilayah Papua bagian Barat yang masuk wilayah Indonesia – sebuah wilayah dengan keragaman genetik dan bahasa yang melimpah yang sebanding dengan benua Eurasia – termasuk analisis 254 genom yang baru diurutkan.

Dikombinasikan dengan bukti linguistik dan arkeologi, studi ini menunjukkan bahwa masyarakat Wallacea telah berubah akibat penyebaran gen dan bahasa dari Papua dalam 3.500 tahun terakhir – periode yang sama ketika para pelaut Austronesia secara aktif berbaur dengan kelompok Wallacea dan Papua.

“Rekan-rekan saya di Proyek Keragaman Genom Indonesia telah mempelajari struktur genetik Indonesia yang kompleks selama lebih dari satu dekade, tetapi studi komprehensif ini memberikan konfirmasi bahwa leluhur Papua tersebar luas di seluruh Wallacea, yang menunjukkan migrasi historis dari Nugini,” kata penulis utama Dr Gludhug Ariyo Purnomo, dari Fakultas Ilmu Biologi Universitas Adelaide.

“Dengan menghubungkan titik-titik antara genetika, linguistik, dan arkeologi, kami sekarang mengakui Papua sebagai pusat bio-budaya yang penting dan tempat awal berlayarnya pelaut Papua dahulu yang sekarang berkontribusi hingga 60% dari leluhur Wallacea modern.”

Penelitian genomik juga menjadi semakin penting untuk mengembangkan obat-obatan baru yang disesuaikan dengan latar belakang genetik tertentu.

“Di era pengobatan terkini, memahami struktur genetik kelompok manusia sangat penting untuk mengembangkan treatment yang bermanfaat dibanding yang berbahaya, dengan Wallacea dan Nugini yang kurang terwakili dalam survei genomik sebelumnya,” kata Dr Purnomo.

Associate Professor Ray Tobler, dari ANU, mengatakan Wallacea telah terisolasi selama lebih dari 45.000 tahun sejak kedatangan kelompok manusia pertama, dan para migran Papua dan Austronesia yang baru-baru ini datang menata ulang budaya Wallacea dengan memperkenalkan bahasa-bahasa baru yang beragam dan bercampur untuk menciptakan lanskap linguistiknya yang kaya.

“Temuan kami menunjukkan bahwa migrasi Papua dan Austronesia begitu luas sehingga sebagian besar telah menimpa leluhur para migran pertama, sehingga pemulihan migrasi kuno ini dari data genetik menjadi tantangan,” kata Profesor Tobler, yang juga merupakan Adjunct Fellow di Pusat DNA Kuno Australia Universitas Adelaide.

Menurut para peneliti, ada tantangan dalam merekonstruksi pergerakan manusia di masa lalu menggunakan data genetik modern karena migrasi dan pergerakan historis.

“Ada juga begitu banyak pergerakan di Wallacea dalam beberapa ribu tahun terakhir, karena perdagangan rempah-rempah dan perbudakan, sehingga mengaburkan hubungan antara geografi dan genetika,” kata Associate Professor Tobler.

“Apa yang kita ketahui tentang Wallacea dan Nugini hanyalah puncak gunung es, tetapi penggunaan DNA purba dapat membantu mengatasi sebagian tantangan ini dan membantu kita memahami asal-usul dan warisan perjalanan manusia ke wilayah tersebut yang telah berlangsung puluhan ribu tahun.”

Catatan: Artikel ini menggunakan istilah “Papua Indonesia” untuk membedakannya bagian di sebelah barat ini dengan wilayah di Pulau Papua lainnya yang masuk bagian negara Papua New Guinea.

Sumber: https://doi.org/10.1073/pnas.2412355121

Daftar Newsletter
Dapatkan artikel terbaru di inbox anda. Bukan spam lho!
Dewek
Ditulis oleh Dewek Lainnya
Penggagas dan penulis utama (saat ini satu-satunya). Peminum kopi, ngopi yuk di ko-fi.com/duniawiki