Dunia kini sedang menghadapi ancaman dari sampah plastik, yang terakumulasi di lautan, sungai, dan danau dengan tingkat yang mengkhawatirkan. Setiap hari, sekira 2.000 truk sampah penuh plastik dibuang ke ekosistem perairan, dengan perkiraan 19-23 juta ton sampah plastik bocor ke lingkungan ini setiap tahun. Polusi ini tidak hanya memengaruhi kehidupan laut tetapi juga berdampak pada ekosistem darat, yang menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati dan degradasi ekosistem.
Sampah plastik memiliki dampak langsung dan mematikan pada satwa liar. Ribuan burung laut dan penyu laut, anjing laut, dan mamalia laut lainnya terbunuh setiap tahun setelah menelan plastik atau terjerat di dalamnya. Spesies yang terancam punah seperti anjing laut Hawaii dan penyu tempayan Pasifik termasuk di antara hampir 700 spesies yang memakan dan terperangkap dalam sampah plastik. Mikroplastik telah ditemukan di lebih dari 100 spesies perairan, termasuk ikan, udang, dan kerang yang ditujukan untuk konsumsi manusia.
Sampah plastik membutuhkan ratusan tahun untuk terurai kembali. Sementara belum terurai dengan sempurna, ada banyak kemungkinan sampai plastik tercabik-cabik menjadi ukuran kecil (mikroplastik), tertimbun di tanah, dimakan hewan ternak, ikan dan sebagainya hingga sampai ke hidangan yang kita makan.
Masalah pencemaran plastik diperparah oleh buruknya infrastruktur pengelolaan sampah, khususnya di negara-negara berpenghasilan rendah hingga menengah, dimana Indonesia masuk di sini. Negara-negara ini berkontribusi besar terhadap sampah plastik yang berakhir di lautan, dengan negara-negara Asia diperkirakan berkontribusi sekitar 86% dari emisi plastik. Produksi sampah plastik terus meningkat, dengan dunia menghasilkan sekitar 350 juta ton sampah plastik setiap tahun, dibandingkan dengan hanya dua juta ton pada tahun 1950.
Upaya untuk mengurangi pencemaran plastik meliputi pengurangan penggunaan plastik sekali pakai (misalnya minuman botolan, sachetan), peningkatan infrastruktur pengelolaan sampah, dan promosi alternatif yang berkelanjutan. Tujuannya adalah untuk mencegah sampah plastik masuk ke sungai dan laut sejak awal, karena begitu berada di lautan, sampah plastik akan sulit diambil kembali.
Disarikan dari National Geographic, UNEP, World Wildlife, Statista, Biological Diversity